Ribuan orang menangis, merintih, mengaduh, dan berteriak kencang karena tak kuat menahan derita kesusahan yang menimpanya. Berbagai musibah dan cobaan hidup yang menimpa mereka telah membuat mereka bersedih, berduka, merana, dan gundah gulana. Dunia yang tadinya luas dan ternag, kini menjadi terasa sempit dan begitu gelap.
Sungguh sangat manusiawi jika kita meras sedih saat musibah itu datang menimpa. Dan sangat wajar jika kita merasa berduka ketika cobaan hidup menghampiri kita. Betapa tidak, karena suatu kejadian buruk/musibah, kita menjadi kehilangna harta, kesehatan, atau bahkan sanak saudara yang kita cintai dan sayangi.
Tapi, sahabatku, sejatinya kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Kita bisa memilih untuk tetap bahagia, senang, gembira, betapa pun beratnya cobaan hidup yang kita hadapi, betapa pun sulitnya masalah yang kita tangani kita berhak untuk tetap bahagia di waktu apapun atau dalam keadaan apapun.
Sayangnya, hanya segelintir orang saja yang memilih dan sanggup menempuh jalan kebahagiaan. Mereka memilih jalan ini, karena meraka tahu bahwa kebahagiaan itu adalah milik-Nya yang hakiki. Dan mereka mampu meraih kebahagiaan itu karena mereka memiliki pengetahuaan dan keyakinan yang kuat tentang diri dan kehidupannya. Walaupun mereka memiliki sedikit harta, mereka tidak bersedih, bahkan gembira dan bahagia. Orang-orang pilihan di dunia ini mereka menggantungkan kebahagiaan mereka kepada Dzat yang abadi.
Kalaupun kepada selain Allah, manusia itu bisa mendapat kebahagiaan, namun hakikatnya semuanya dari Allah dan yang demikian itu tidaklah abadi. Kenikmatan yang berpindah saja dari satu ke yang lain. Pada suatu waktu, ia merasakan kenikmatan dengan yang ini tetapi di lain waktu sesuatu yang sama tidak memberinya kenikmatan yang sama seperti sebelumnya bahkan mencelakakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar